• twitter
  • rss
Jumat, 28 Mei 2010
0

PANGKALAN BUN – Masyarakat Kobar yang sudah menentukan pilihan untuk mendukung UJI-BP, hendaknya memantapkan hati dan mengajak handai-taulan untuk memberi kesempatan kepada Ujang memajukan Kobar. Anas Urbaningrum yang baru terpilih menjadi ketua umum Partai Demokrat (PD), memberi semangat dan ucapan selamat kepada UJI-BP.

“Prestasi Ujang selama ini sudah menjadi bukti keberhasilan. Maka yang diperlukan sekarang ini, lanjutkan yang baik, lanjutkan,” kata Anas kepada Kabar Kobar. “Rapat pleno DPP Golkar, dengan tegas mendukung UJI-BP,” kata Wakil Ketua DPP Golkar Bidang Pemenangan Pemilu Wilayah Kalimantan, H Ahmadi Noor Supit. Hal senada disampaikan Wakil Sekjen DPP Golkar Bidang Pemenangan Pemilu Wilayah Kalimantan, Dodi Alex Noerdin.

Dukungan konsisten juga datang dari Ketua DPC Partai Hanura, Supriyadi. “Nama partai kami adalah hati nurani rakyat, yang dalam Pemilu Kada 2010 ini mendukung UJI-BP. Seluruh mesin partai kami mendukung Ujang. Nurani anggota kami begitu,” ujar Supriyadi. “Dukungan sudah kokoh, Insya Allah masyarakat konsisten membantu keberhasilan Kobar,” kata Rusmalena, anggota DPRD dari Demokrat.

Selain dukungan elit partai, sokongan sesungguhnya datang dari masyarakat. “Kalau transmigran dan keluarga, tentu mendukung UJI-BP. Orang Jawa itu percaya bahwa tanggal lahir Presiden Soekarno yang sama-sama 6 Juni dengan Pak Ujang, merupakan pertanda dan perintah. Kami tak berani memilih yang lain,” tandas Madikun, seorang petani di Kecamatan Arut Selatan.

Ketika berkunjung ke pedalaman, Kabar Kobar juga mencatat dukungan dari masyarakat. “Kami tahunya Cuma UJI-BP. Memang ada calon lain, tapi kalau yang lama sudah bagus, kenapa harus diganti. Mending dikasi kesempatan lagi,” kata Komarulloh di Pangkalan Lada.

Secara acak di Pangkalan Bun, Kabar Kobar bertanya kepada 10 orang. Mulai dari pejalan kaki, pengendara sepeda motor, pengendara mobil, pengemudi truk, karyawati salon, penjaga rumah makan, pedagang kelontong, seorang remaja putri yang sedang berselancar di warnet, pun seorang ibu-ibu yang sedang belanja di pasar. Dari 10 orang, 9 orang mendukung UJI-BP.

“Kenaikan upah buruh, tentu saja membuat anggota kami mendukung UJI-BP. Kami percaya, kalau UJI-BP dikasi kesempatan, upah buruh setiap tahun akan meningkat,” ujar Ketua Partai Buruh Kobar, Manaor Situmorang. “Buruh itu cenderung tak bersuara, tetapi selalu bersikap. Dalam kesejarahannya, kami selalu berani bersikap,” ujar Manaor.

“Nasib buruh sama dengan petani. Buruh ingin gaji yang lebih besar, petani ingin hasil penjualan pertanian semakin besar. Ingin anak-anak sekolah gratis, berobat gratis, ingin bersalin gratis,” kata seorang buruh perusahaan besar di Kobar. “Kami tak ikut kampanye bukan berarti tak punya pilihan. Punya dong, sampean tahu toh kami memilih siapa?” katanya dengan diplomatis.

0

PANGKALAN BUN – Amanah berbakti untuk Kobar akan saya laksanakan sepenuh hati. Tak ada yang lebih penting dalam hidup saya selain memajukan Kobar, mendorong pembangunan agar masyarakat Kobar semakin sejahtera. Masih banyak yang perlu saya lakukan, dan saya yakin mampu melaksanakannya. Maka ijinkan saya memimpin Kobar lagi. Semua ini terserah Allah dan masyarakat Kobar, niat saya siap berbakti.

Demikian janji Bupati Ujang Iskandar, ketika dalam suasana haru bertemu dengan Kabar Kobar. “Saya memang tak punya uang banyak, bahkan kewajiban perusahaan saya di sebuah bank, belum lunas. Tapi tak masalah, karena itu adalah kewajiban perusahaan. Andaikan saya mengambil uang rakyat, kredit yang Rp 2,8 miliar itu dengan mudah saya lunasi,” katanya dengan mata berkaca-kaca.

Suatu subuh di Pangkalan Bun, tanpa ajudan dan pengawal, dengan menyetir sendiri, Bupati Ujang memenuhi janji bertemu di warung kopi pinggir jalan. Dari rumah ia membawa satu kantong plastik berisi pisang goreng dan singkong hangat. “Ini oleh-oleh dari orang rumah,” kata Ujang sembari tersenyum. Gayanya sungguh merakyat. “Sini ngobrol rame-rame,” katanya kepada tiga pria sekitar yang tadinya segan untuk mendekat.

“Pendidikan gratis, berobat gratis, jagung untuk memanfaatkan lahan kosong, Bank Perkreditan Rakyat, Piala Adipura Insya Allah menjadi 4 kali, juara dua di Kalteng untuk kesehatan, pertumbuhan ekonomi lebih besar dari pertumbuhan nasional, bersalin gratis, dan banyak lagi, memang sudah cukup membantu masyarakat. Namun masih banyak yang bisa saya lakukan untuk memajukan Kobar. Maka saya memohon kepercayaan masyarakat Kobar agar diberi kepercayaan melanjutkan kepemimpinan,” tutur Ujang.

Dalam lima tahun berakhir, Ujang mengaku menumpahkan semua perhatian untuk masyarakat. Waktu untuk dirinya sendiri hampir tidak ada, karena melaksanakan tugas ia lakoni sebagai amanat. Ujang mengaku beruntung didukung keluarga, terutama istrinya, Yustina. Untuk mengurus usaha pribadi tidak ada waktu, sehingga kredit di bank belum dilunasi. Namun bagi Ujang, kredit itu tak masalah, karena kredit/utang lancar dan fundamendal perusahaan sangat baik.

Mengenakan celana jeans, kaos dengan jaket tipis, sepatu sendal berwarna hitam, Ujang tampak sederhana. Takala bertutur, sesekali ia meluruskan kaca matanya. Tutur kata yang santun, sembari tersenyum, Ujang menjawab semua pertanyaan. Tak ada kesan sebagai pejabat, ia tampil seperti masyarakat kebanyakan. “Asli saya sebetulnya seperti ini. Boleh tanya teman-teman seusia saya, sesekali ngopi di pinggir jalan,” ungkapnya.

Dulunya, Ujang mengaku tidak terlalu tertarik pada politik. Ia lebih tertarik menciptakan lapangan kerja untuk orang banyak. Di kemudian hari, Ujang merasa terpanggil untuk berbakti, sehingga 5 tahun silam mencalonkan diri menjadi Bupati. Ujang bukan ingin jabatan, tetapi dengan posisi itu ia merasa bisa merealisasikan program yang dia yakini baik. Setelah menjadi Bupati, niat itu dia laksanakan, sehingga hasilnya seperti sekarang.

Ujang mengakui, tak semua programnya memuaskan seluruh lapisan masyarakat. Tetapi hal ini harus dipahami sebagai dinamika dan tak semua hal bisa dicapai sekaligus. “Bersalin gratis tak populer bagi yang sudah mempunyai 3 anak. Semacam itulah, sehingga saya masih memerlukan kesempatan untuk agar kebijakan-kebijakan Pemda dinikmati lebih banyak lapisan masyarakat,” kata Ujang dengan roman wajah berjanji.

Sudah terbukti berhasil, masyarakat pasti mendukung, Pak Ujang.

0

PANGKALAN BUN – Kalau anak-anak Anda mulai dari SD hingga SLA sudah bisa menikmati pendidikan gratis sehingga biaya menjadi sangat minim, coba dukulah berobat gratis. Barangkali Anda menyangka, program Bupati Ujang ini hanya isapan jempol. Kalau sudah mencoba ternyata memang gratis, bisa membuktikan sendiri.

Program pelayanan kesehatan (Yankes) gratis, bukan hanya di RSUD Sultan Imanuddin (Pangkalan Bun), tetapi juga di semua pos-pos pelayanan kesehatan yang ada di seluruh Kobar. Hingga sekarang ini sudah 165 pos. Jumlah yang tidak sedikit, berarti rata-rata sedikitnya 2 pos pelayanan per desa.

Jumlah 165 ini terdiri dari Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) sebanyak 15 unit, atau rata-rata 3 Puskesmas per kecamatan. Kemudian ada di setiap desa masih ada Puskesmas Pembantu (Pustu), total sebanyak 76 unit. Tak cukup di situ, masih ada lagi 15 unit Pos Kesehatan Pedesaan (Puskedes) dan Puskesmas Keliling (Pusling) 23 unit.

“Kami baru bisa mendapat pelayanan kesehatan gratis setelah Pak Ujang jadi Bupati. Pendidikan gratis sampai SMU, juga baru setelah jaman Pak Ujang,” ungkap seorang ibu tangga, Intan (38). “Persalinan juga gratis Pak. Sampai tiga anak tak usah bayar apa-apa,” tambah Sarikem (35), yang sudah pernah merasakan persalinan gratis.

Bupati Ujang mengatakan, masyarakat Kobar harus mendapat pelayanan kesehatan dasar secara gratis, yaitu imunisasi dan persalinan. “Imunisasi sangat penting bagi masa depan masyarakat. Kalau anak-anak kita sudah sehat, maka masa depan kita pun akan sehat,” kata Ujang.

“Keluarga saya sangat tertolong dengan persalinan gratis. Waktu saya melahirkan anak kedua, suami saya pas lagi tak punya uang. Kami tak punya tanah lagi, karena sudah diambil. Tapi melalui Bapak-bapak itu, kami bisa gratis persalinan,” ungkap Rukiyem (29), dari keluarga eks transmigran.

Untuk meningkatkan pelayanan, ada dua hal yang penting dilaksanakan sekaligus. Memperbaiki pelayanan itu sendiri, kemudian menggenjot pendapatan asli daerah (PAD) agar bisa membiayai pelayanan yang lebih baik.

Sekarang ini, Pemda Kobar juga sedang berusaha untuk meningkatkan RSUD Sultan Imanuddin, supaya menjadi RSUD Tipe B. Maka perlu penambahan gedung kamar rawat inap dan fasilitas yang lebih baik.

Setelah program diluncurkan, masyarakat yang sudah menikmati pelayanan kesehatan gratis melalui program Jaminan Kesehatan Penduduk (Jamkesdasduk), sudah mencapai 98.576 orang kunjungan rawat jalan (di 165 pos kesehatan). Rawat inap dan persalinan, sebanyak 1.233. Di seluruh Kobar, yang memanfaatkan layanan kesehatan, 4.020 hari/orang.

Menurut Bupati Ujang, Jamkesdasduk berlaku bagi seluruh lapisan masyarakat di Kobar, tanpa membeda-bedakan tingkat sosial, latar belakang. Siapa pun bisa mendapatkan kesempatan, asalkan mempunyai kartu tanda penduduk (KTP) Kobar. Ujang memang sesuai janji.

0

PANGKALAN BUN – Masyarakat Kobar hendaknya jangan takut menentukan pilihan, sebab pesta demokrasi yang artinya pesta kebebasan menentukan pilihan, terlalu sayang jika masih dihinggapi rasa takut. Kalau ada yang berusaha menakut-nakuti atau yang menciptakan suasana sehingga warga menjadi gentar, lebih baik lapor polisi.

“Jaman sekarang ini, siapa pun yang melanggar hak warga, pasti diproses secara hukum. Kita sudah menyaksikan berbagai peristiwa belakangan ini, banyak penegak hukum yang malah menjadi tersangka,” kata Thomas Sunaryo, dosen senior Kriminologi FISIP Universitas Indonesia (UI), kepada Kabar Kobar.

Menurut Thomas, propanda negatif, menciptakan suasana takut, menekan atau penekanan, pemaksaan pada pilihan tertentu, adalah tindakan melanggar hukum. Maka masyarakat harus berani menggunakan haknya. Dan manakala haknya dilanggar, masyarakat harus berani pula bersuara atau mengadu.

Thomas bisa memahami, masyarakat bawah rentan pada rasa takut. Namun, rasa takut massal, akan selalu bermuara menjadi perlawanan dan menolak untuk menjadi takut. Beberapa saat setelah ditakut-takuti, rasa takut kemudian dikelola, lalu menjelma menjadi keberanian. Dalam kondisi seperti inilah masyarakat yang haknya dirampas, melawan petugas pun menjadi berani.

Pengalaman Thomas dalam mengamati perilaku masyarakat dalam Pemilu Kada, masyarakat yang ditakut-takuti memberi perlawanan dengan caranya sendiri. “Semakin ditakut-takuti, masyarakat semakin yakin dengan pilihannya sendiri. Umumnya, orang tak mau ribut, tapi hatinya tetap tak goyah,” ujar Thomas.

“Orang yang ditakut-takuti, cenderung merasa dirinya menjadi sangat terhina. Memang tidak mau melayani untuk berdebat dan sejenisnya, kebanyakan orang lebih baik menghindari perdebatan yang tidak perlu. Namun justru kondisi itulah yang membuat mereka semakin yakin atas pilihan hatinya,” papar Thomas.

Thomas, yang banyak meneliti tindak pidana yang dilakukan perseorangan maupun dilakukan secara beramai-ramai, sudah banyak menemukan fakta rasa takut yang menjelma menjadi keberanian. Perlawanan nenek-moyang kita terhadap penjajah Hindia Belanda, merupakan contoh nyata bahwa rasa takut selalu berubah menjadi keberanian.

Informasi yang diperoleh Kabar Kobar dari Komisi Pemilihan Umum Daerah (KUPD) Kobar, persiapan Pemilu Kada sudah rampung. Jadual tiba logistik di ke-524 Tempat Pemungutan Suara (TPS) sudah final, sehingga tidak ada hambatan. Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) mengatakan, tidak ada keluhan dan pengaduan berarti dari kedua kandidat.

Dalam pada itu, pengamatan Kabar Kobar di berbagai kecamatan di Kobar, kampanya kedua kandidat berjalan tenang dan lancar. Pendukung kedua kandidat tidak bermusuhan, cenderung bersahabat dan damai. “Kita kan memang saling kenal. Kalau berbeda pilihan, wajar, namanya juga demokrasi,” kata Samsudin, warga Arut Utara.

Selasa, 25 Mei 2010
0

PANGKALAN BUN – Bagaimana wujud sekolah gratis hingga SLA yang dilaksanakan Bupati Ujang Iskandar sejak tahun 2006? Caranya adalah dengan memberi Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) sebesar Rp 50.000 per siswa per bulan untuk SLA (SMU/MA, SMK), dan Rp 10.000 per siswa per bulan untuk SMP/MTs.

Tak berhenti hanya di situ, Pemda Kobar juga memberi insentif kepada semua guru yang ada di Kobar. “Insentif bagi guru SD, Rp 100 per bulan,” ungkap Bupati. Kalau dijumlah, BOP yang disediakan Pemda Rp 600 ribu per siswa per tahun untuk SLA, Rp 120 ribu per siswa per tahun untuk SMP/MTs.

Gagasan sekolah gratis hingga SLA adalah program wajib belajar yang baru 9 tahun (hingga SMP). Untuk mempercepat kemajuan Kobar, wajib belajar perlu ditambah menjadi 12 tahun (SLA). ”Untuk menjadi petani pun, pola pikir yang sudah lulus SLA akan lebih kaya, berpikir lebih sistematis,” ujar Bupati.

Untuk memujudkan pendidikan gratis, tahun 2007 Pemda Kobar mengeluarkan bantuan sebesar Rp 4,962 miliar. Tahun 2008 menjadi Rp 5,416 miliar, lalu tahun 2009 menjadi Rp 5,553 miliar. Meningkat setiap tahun. Kalau Pemda berhasil meningkatkan pendapatan, BOP pun akan ditingkatkan.

Bank Perkreditan

Bupati Ujang juga memperluas akses masyarakat dalam perekonomian, melalui pembentukan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Marunting Sejahtera (MS). Ujang diilhami tokoh pemenang Nobel 2006 dari Bangladesh, Muhammad Yunus (66). Dengan mendirikan Grameen Bank, Muhammad Yunus membantu banyak rakyat bawah.

Selama ini, salah kesulitan masyarakat bawah untuk memiliki sumber daya ekonomi yang lebih luas, adalah kesulitan modal. Kalau meminjam uang ke bank umum komersial, agunan tidak signifikan. Dengan adanya BPR yang bisa menerima agunan secukupnya, kesempatan bagi masyarakat bawah tetap terbuka.

“Kepemilikan modal sesuai skala masing-masing, adalah mutlak. Dengan adanya BPR, rakyat bisa meminjam uang dengan bunga yang wajar, tidak lagi bunga tinggi,” kata Bupati. Diharapkan, perlahan namun pasti, masyarakat yang bisa memanfaatkan BPR akan semakin luas.

Ujang mengatakan, faktor penunjang supaya masyarakat bisa memanfaatkan BPR, antara lain adalah dengan kelancaran pembuatan sertifikat hak milik (SHM), oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN). Untuk memujudkan hal ini, Pemda sudah berkoordinasi dengan BPN, agar pembuatan SHM dilancarkan dan biaya ditekan. Selain barang bergerak (kendaraan bermotor), agunan ke BPR adalah SHM.

Pembukaan akses pada pendidikan hingga SLA yang sudah diterobos dengan bantuan BOP, ditambah akses ekonomi melalui pinjaman uang dari BPR, diharapkan mengurangi keterbatasan masyarakat. Perdagangan akan semakin lancar, petani akan memperoleh harga jual komoditas yang lebih baik.

Bupati mengharapkan, kemampuan penduduk untuk mengolah informasi pasar akan terbina, pada akhirnya memampukan mereka memajukan dirinya sendiri. Kantor pelayanan BPR harus segera ditambah,” katanya.


0

PANGKALAN BUN – Pembentukan Propinsi Kotawaringin Raya menjadi impian Ujang Iskandar. Jika rakyat kembali memberi kepercayaan, ia segera berkoordinasi dengan bupati sekitar agar bersama-sama memujudkan Propinsi Kotawaringin. Luas Kalimantan Tengah (Kalteng) 153.800 km2 (14 kabupaten) atau hampir 1,5 kali Pulau Jawa (5 propinsi), membuat beban birokrasi Kalteng terlalu berat.

Sisi strategis propinsi baru yang dilihat Ujang adalah demi aspek pembangunan Kobar sendiri. Jika Kotawaringin menjadi propinsi, akan menjadi faktor yang mempercepat pembangunan Kobar. “Pulau Jawa saja 5 propinsi. Dengan perbandingan wilayah, mestinya di Kalimantan perlu 8 propinsi. Sekarang baru 4, sehingga pantas ditambah,” kata Ujang kepada Kabar Kobar.

Ujang menjelaskan, jika Kobar digabung dengan Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Seruyan, Sukamara dan Lamandau, kelimanya digabung menjadi Propinsi Kotawaringin, luasnya sama dengan 2 kali luas Jawa Timur. Jadi syarat jumlah kabupaten (minimum 5) dan luas wilayah, sudah memenuhi syarat menjadi propinsi baru.

“Dengan kemajuan yang dicapai Kobar selama ini, sudah sepantasnya kalau Pangkalan Bun menjadi Ibukota Propinsi Kotawaringin. Dibanding tetangga-tetangga, kemajuan kita dapat diandalkan, sehingga tak berlebihan agar Kobar pun langsung mengajukan diri sebagai ibukota propinsi baru nanti,” jelas Ujang.

Pangkalan Bun mempunyai jalur pelabuhan laut yang memudahkan arus barang masuk. Penerbangan ke Jakarta dan Semarang pun bisa diandalkan. Trigana sudah melayani penerbangan langsung 3 kali seminggu, dan dalam waktu dekat Riau Air juga akan melanjutkan penerbangan ke Pangkalan Bun. Saatnya nanti, ke Jakarta sedikitnya sekali sehari.

Kobar bersama Kotim juga penyumbang terbesar pendapatan asli daerah (PAD) bagi Kalteng, seiring dengan perkembangan pertanian-perkebunan. Tambang, yang selama ini belum digarap serius, bisa menjadi sumber PAD yang lumayan.

“Kalau kita bisa mengupayakan Pangkalan Bun menjadi ibukota Propinsi Kotawaringin, maka Kobar akan menjadi pusat perdagangan, perkantoran. Pembangunan rumah akan bertumbuh pesat. Tambahan pegawai negeri sipil (PNS) akan dengan mudah dinikmati putra-putri Kobar,” jelas Ujang.

Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang akan segera melayani Pangkalan Bun, juga menjadi aset tersendiri menjadi ibukota. Kebersihan dan kenyamanan kota yang sudah tiga kali mendapat Adipura, menurut Ujang merupakan nilai tambah dibanding calon ibukota lain. “Kalau rakyat memberi kepercayaan, mudah-mudahan dalam perioda kedua nanti bisa saya wujudkan,” katanya.

Ujang tidak menampik, perjuangan agar Pangkalan Bun menjadi ibukota propinsi, memang bukan pekerjaan ringan. Daerah lain tentu ingin juga, semuanya akan saling menonjolkan kelebihan. Namun dengan ketekunan dan kesiapan secara ekonomi, Ujang optimis, Pangkalan Bun akan menjadi pilihan pertama.

“Enak dong kalau Pangkalan Bun menjadi ibukota propinsi. Kota makin hidup, pedagang makin banyak, restoran saya pun jadi tambah laku,” ujar seorang pemilik restoran.

0

PANGKALAN BUN – Tak banyak yang tahu, tanggal kelahiran Presiden Soekarno dengan Ujang Iskandar, sama-sama 6 Juni. Angka di ujung tahun pun sama-sama angka 1. Ujang lahir di 6 Juni 1961, Soekarno lahir di Blitar 6 Juni 1901. “Sama-sama lahir 6 Juni dan beda usia 60 tahun, pantas saja semangatnya seperti Soekarno,” kata seorang eks transmigran, Suharto.

Ternyata bukan hanya kesamaan tanggal lahir, semangat Ujang Iskandar yang berkobar-kobar membangun Kobar, antara lain meniru semangat Soekarno, Presiden RI pertama (1945-1966). Bagi Ujang, Soekarno adalah milik bangsa dan negara, milik semua warna dan golongan, sehingga semangat Soekarno dalam mempersatukan bangsa pantas ditiru. Soekarno tak bisa dibatasi milik sekelompok orang.

Konsisten mengagumi Soekarno sebagai Bapak Bangsa, Ujang pun mengkoleksi foto-foto heroik Soekarno yang sedang berpidato. “Semangat beliau harus menjadi teladan bagi kita semua. Dengan semangat Soekarno, saya yakin dalam lima tahun lagi Kobar akan semakin maju,” ungkap Ujang. Ujang hafal, nama kecil Soekarno adalah Kusno. “Waktu kecil dipanggil Kusno, setelah dewasa menjadi Bung Karno,” tukasnya.

“Roh Soekarno belakangan ini sudah sering datang ke Kobar. Saya bermimpi, Soekarno suruh kami dukung Ujang. Sebagai orang Jawa, ini adalah amanat. Kalau saya tak ikut Soekarno, saya takut jadi kualat,” ungkap Darimin, petani eks transmigran di Arut Selatan kepada Kabar Kobar. Menurut Darimin, mimpi tersebut sudah diketahui banyak orang di Arsel.

“Kami yang berasal dari Jawa Tengah sangat yakin sejak 7 tahun lalu, Soekarno sudah sering ke Kobar,” tuturnya. Menurut penerawangan Darimin, sebelum hari pencoblasan 5 Juni 2010, Soekarno sudah ada lagi di Kobar, juga akan “berbisik” kepada banyak orang. Soekarno akan merayakan ulang tahunnya di Kobar. Pada hari yang sama, Ujang juga merayakan ulang tahun,” lanjut Darimin tentang “keyakinan magis” dalam dirinya.

Ketika penerawangan Darimin disampaikan kepada Bupati Ujang, ia hanya senyum-senyum. “Saya ini orang beragama, juga seorang haji. Kalau penerawangan seperti Pak Darimin itu, saya tidak mau berkomentar. Hak setiap orang menyatakan pikiran,” kata Ujang sembari menunjukkan koleksi foto-foto heroik Soekarno.

“Mohon Kabar Kobar jangan salah tulis ya. Saya hanya pengagum yang meniru semangat Soekarno. Jadi saya tidak menyamakan diri dengan Soekarno. Saya khawatir disalahtafsirkan,” kata Ujang. Ditanyakan tentang kesamaan tanggal lahir, kembali Ujang tersenyum simpul. “Kita hanya manusia, Allah yang punya rencana,” jawabnya.

Penerawangan Darimin, bagi sebagian orang memang sesuatu yang aneh. Namun bagi pihak tertentu, boleh jadi sesuatu yang dianggap sebagai tuntunan. Darimin tak bisa disalahkan atas keyakinannya, sebab hak setiap warga untuk berpendapat.

Ditanyakan mengenai bukti mimpinya, Darimin mengatakan: “Lha mimpi saya begitu koq. Sampean percaya atau tidak, hak sampean. Kalau saya sekeluarga dan orang-orang di sini, yakin sama mimpi saya.”

0

PANGKALAN BUN – Masyarakat Kobar hendaknya memilih pemimpin yang sudah berpengalaman, mempunyai kompetensi, punya integritas dan moralitas politik, serta mempunyai rekam jejak yang jelas. Integritas sangat penting, yaitu kesamaan omongan dengan tindakan. Jangan sampai bilang pro rakyat, namun tindakan tidak pro rakyat.

“Rakyat harus kritis menentukan pilihan agar Bupati terpilih benar-benar pasangan yang dapat membawa Kobar ke masa depan yang lebih baik,” ujar Mulyana W Kusumah kepada Kabar Kobar. Mantan anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) ini yakin, jika rakyat kritis dan berani, akan terpilih pemimpin yang baik.

Bersamaan dengan itu, KPU Daerah (KPUD) dan Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) harus menjamin tegaknya Pemilu Kada yang jujur, pemilih dapat tenang dan bebas menentukan pilihan, tanpa terbuai politik uang, bebas dari tekanan dan ketakutan. “KPUD dan Panwaslu harus menjamin itu,” katanya. Namun Mulyana yakin, kemandirian KPUD dan Panwaslu tak akan bisa dilunturkan.

Mulyana, yang sebelum menjadi anggota KPU merupakan pendiri Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP), mengatakan, sisi lain dari sebuah Pemilu Kada, ada saja yang menganggap pesta demokrasi itu sebagai hiruk-pikuk semata, acuh tak acuh, sekadar pesta dangdut dan sejenisnya, atau bahkan kesempatan memperoleh uang. Namun Pemilu Kada sesungguhnya adalah bersama-sama mengukir masa depan.

“Maka pemilih harus mengenali calon yang hendak didukung, meyakini calon yang sanggup bekerja keras dan benar-benar pro rakyat,” ujar Mulyana yang kini dikenal sebagai pengamat politik. “Rekam jejak dan integritas, sangat penting. Tak mungkin seseorang bisa dipercaya kalau omongan tidak sama dengan tindakan,” tukasnya.

Khusus mengenai prestasi Ujang Iskandar, Mulyana mengatakan, pertumbuhan ekonomi yang di atas rata-rata nasional, pendidikan gratis hingga SLA, tiga kali memperoleh Piala Adipura, Kobar nomor dua di Kalteng dalam kesehatan masyarakat, merupakan bukti prestasi dan pengalaman. Apakah landasan/rel yang sudah dibangun Ujang memang berhasil atau tidak, masyarakat sendiri yang bisa menilai.

Fenomena Kalimantan sebagai pulau terbesar yang dulu dikenal sebagai penghasil kayu, menurut Mulyana, kini sedang dalam masa transisi untuk mengandalkan sumber daya di luar hutan. Tak ada pilihan lain. Pertanian, harus menjadi andalan. Kalau sampai gagal, taruhannya adalah masa depan rakyat. Maka masyarakat Kobar harus menajamkan rasa agar mampu memilih Bupati berpengalaman dan terbaik.

Mulyana tidak meragukan kemampuan masyarakat Kobar untuk menilai calon terbaik. Latar-belakang budaya Kobar yang cinta damai dan tidak gemar bertikai, menjadi modal besar. Hal itu sudah terbukti ketika terjadi kerusuhan etnis di daerah lain, Kobar tidak mau meniru dan tetap mampu memelihara kedamaian.

Ketika Kobar tidak mau ikut-ikutan rusuh seperti daerah lain, berarti masyarakat Kobar sudah bisa menilai, apa yang baik untuk masa depan bersama. Kesadaran seperti ini sangat luhur, belum tentu dimiliki daerah lain. Dalam kampanye Pemilu Kada 2010 ini pun, Mulyana yakin, masyarakat tidak akan bisa dibohongi dan tidak bisa ditekan.

Kamis, 20 Mei 2010
0

PANGKALAN BUN - Ulang tahun selalu menarik, meski tak selalu mengharap hadiah berupa kado/benda. Remaja belasan tahun tentu bersuka tatkala sebuah kembang tiba-tiba bertengger di mejanya, apalagi kalau pengirimnya adalah orang yang diharapkan. Apalagi anak-anak, malah ingin sering-sering ulang tahun supaya dapat banyak kado.

Bagi Ujang Iskandar, kado ulang tahun mendatang ini adalah sebuah beban, amanah, kepercayaan masyarakat Kobar agar melanjutkan jabatan kedua sebagai Bupati 2010-2015. “Kalau rakyat yang memberi kepercayaan, amanah yang harus dilakoni serius,” ujar Ujang kepada Kabar Kobar.

Ujang dilahirkan di 6 Juni 1961. Maka 6 Juni tahun ini, persis sehari setelah pencoblosan di Kobar, ia akan merayakan ulang tahun ke-49, dan akan mendapatkan kado khusus berupa hasil perhitungan suara dalam Pemilu Kada. Tanggal 6 Juni 2005, ketika menjadi calon Bupati 2005-2010, ia menyampaikan visi misi sebagai calon bupati, bertepatan dengan ultah 44. Kado waktu itu adalah kepercayaan publik untuk memimpin Kobar.

Apakah tahun 2010 ini Ujang juga akan medapat kado khusus untuk kembali melayani masyarakat? Tentu, hanya Allah yang tahu. Tetapi selain hasil Pilkada, besar kemungkinan, masyarakat Kobar juga akan memperoleh hadiah khusus, yaitu Piala Adipura yang keempat kalinya.

“Saya menantikan dua kado ulang tahun dari masyarakat. Pertama, insya Allah, Kobar kembali meraih Piala Adipura yang keempat kalinya. Kedua, ketika masyarakat Kobar memberikan kepercayaan kembali kepada saya untuk melanjutkan kepemimpinan agar Kobar lebih jaya,” kata Ujang Iskandar sebagaimana ditulis Radar Sampit. Warta di balik berita mengatakan, Pangkalan Bun adalah satu satu dari tiga kota yang tidak perlu lagi diverifikasi oleh tim penilai.

Selain kebersihan dan keindahan kota, faktor pendukung “kesehatan rohani” masyarakat adalah pendidikan dan kesehatan gratis. Awalnya adalah “kesehatan rohani” yang menjelma menjadi kesehatan lingkungan melalui kebersihan dan keindahan. “Jadi masyarakat yang memenangkan Adipura, bukan pejabat dan bukan Pemda,” kata Bupati Ujang.

Memotivasi masyarakat untuk memajukan dirinya di mana Pemda menjadi pembuka jalan, menjadi salah satu ciri khas kepemimpinan Ujang. “Pemda hanya mendorong kesadaran bahwa bersih itu sehat. Hanya itu senjata kami memperoleh tiga kali Adipura, dan mudah-mudahan segera menjadi empat kali,” tukasnya.

“Demikian pula dengan program penanaman jagung hibrida, dengan pemahaman bahwa kebutuhan jagung akan meningkat pesat seiring dengan konversi energi etanol, kami mendorong petani untuk menambah variasi tanaman. Pemda membuka pasar dan menyangga harga agar petani jangan sampai rugi,” kata Ujang.

Pembangunan dan perbaikan infrastruktur, sarana fasilitas publik, menjadi kunci tersendiri agar masyarakat terlibat dalam pembangunan. Dengan demikian pemerintah sosok yang melayani dan mengayomi.

0

PANGKALAN BUN - Pertumbuhan ekonomi Kobar yang melampaui pertumbuhan nasional berkat keberhasilan ekonomi kerakyatan Bupati Ujang Iskandar, hendaknya didukung semua pihak. Tahun 2008 pertumbuhan ekonomi Kobar 6,95%, merupakan bukti valid bahwa program kerakyatan berhasil mendongkrak kemampuan ekonomi rakyat.

Demikian percakapan Kabar Kobar dengan Ketua Caretaker Dewan Pengurus Daerah (DPD) Partai Golkar Kobar, Drs Muhammad Ramli Med, dan Ketua Dewan Pengurus Cabang (DPC) Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Kobar, Supriyadi. “Maka kalau masyarakat Kobar mau mencapai kemajuan pesat, Ujang perlu diberi kesempatan lagi,” kata keduanya.

Supriyadi mengatakan, dalam 10 tahun terakhir, terjadi pergeseran sumber ekonomi di Kobar. Semula masyarakat mengandalkan hasil hutan, kini beralih ke sektor pertanian. Pergeseran ini tidak bisa ditolak. Hal ini bukan hanya di Kobar, tetapi di seluruh Kalimantan. Dalam kondisi seperti ini, perlu pemimpin yang mempunyai visi masa depan.

Muhammad Ramli berpendapat, lahan luas di Kobar menjadi aset yang harus didayagunakan. Perlu variasi tanaman, sesuai dengan keinginan pasar. Petani sebagai penduduk mayoritas Kobar, harus didorong, diberi penyuluhan menerapkan teknologi pertanian modern. “Saya menilai, Bupati Ujang sudah berhasil memajukan petani,” katanya.

Penduduk Kobar yang tahun 2008 sebanyak 58.623 keluarga atau 227.383 (119.440 laki-laki dan 107.943 perempuan), mayoritas menggantungkan hidup pada pertanian. Bila kehidupan petani meningkat, berarti mayoritas penduduk sudah sejahtera. Dalam kurun waktu 2005-2010, kualitas kehidupan terbukti meningkat pesat. Didukung oleh pendidikan dan kesehatan gratis.

Hal itu pula tercermin dalam tindak kejahatan yang cenderung menurun. “Jika tindak kriminal dengan motif ekonomi sudah menurun, artinya kehidupan masyarakat sudah meningkat. Lapangan kerja pertanian semakin menjanjikan, maka tak heran jika masyarakat didorong situasi untuk bekerja halal sehingga tindak kriminal menurun,” ujar Muhammad Ramli yang menempuh pendidikan S2 di Malaysia.

Muhammad mengatakan, ekonomi kerakyatan sebetulnya menjadi keinginan Indonesia, namun sulit diwujudkan. Maka beruntunglah Kobar yang bisa cepat menggali potensi, memanfaatkan potensi lahan luas yang antara lain diisi dengan komoditas jagung. Jika di Jawa lahan pertanian kian berkurang, di Kobar kian bertambah. Asal mau bekerja keras, tak akan ada yang kelaparan.

“Tanaman jagung yang bisa dikelola dengan mudah dan tak memerlukan teknologi tinggi, menjadi contoh nyata bagi rakyat Kobar. Potensi seperti inilah yang perlu dipikirkan bersama, agar petani semakin sejahtera. Perlu pula dipikirkan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) baru bidang pertanian, agar petani semakin pintar,” kata Supriyadi.

0

PANGKALAN BUN - Tim Pemenangan UJI-BP menerjunkan sedikitnya 5.000 intel di seluruh Kotawaringin Barat (Kobar), untuk menjadi saksi dan pencari bukti jika ditemukan politik uang (money politic). Keterangan resmi dari tim, para intel yang direkrut dan dibekali pengetahuan serta taktik secara khusus, bekerja secara sistematis dan terpadu.

“Kami sudah dilatih bagaimana mengumpulkan bukti dan bagaimana menjadi saksi atas bukti yang diperoleh,” ujar Saefudin, relawan intel untuk sebuah desa di Kumai. “Kami ingin agar Pilkada diikuti masyarakat tanpa rasa takut, makanya saya mau menjadi relawan,” ungkap seorang petani eks transmigran.

Sang petani eks transmigran, merasa senang menjadi relawan intel, sebab dari pembekalan memperoleh pengetahuan sekitar hak-hak warga negara dalam memilih. “Hak kita mau memilih kontestan mana, kita sebagai pemilih tidak boleh diteken atau diintimidasi siapa pun,” katanya dengan lugu, dengan nada khas rakyat bawah yang senantiasa mengharapkan perubahan melalui Pemilu Kada.

Para relawan intel direkrut dari semua partai yang mengusung pencalonan UJI-BP. Sedapat mungkin, setiap kader partai pendukung di semua desa, disertakan sebagai relawan intel. Jadi di setiap desa, rata-rata ada 75 orang “intel Melayu” alias detektif swasta. Kepada para relawan, dibekali kecerdikan menemukan alat bukti yang secara hukum sudah memadai.

Tim pemenangan mengatakan, para relawan intel berbeda dengan juru kampanye (jurkam) yang juga sudah dilatih secara khusus, dilanjutkan dengan pelatihan untuk saksi. Jurkam dan saksi, dilatih Ketua Caretaker Dewan Pengurus Daerah (DPD) Partai Golkar Kobar, Drs Muhammad Ramli Med. Sedangkan relawan intel sudah lama dilatih, sehingga bukan dadakan.

Rekrutmen jurkam dan relawan intel memang sengaja dibedakan, sebab keduanya bekerja dengan cara berbeda. Relawan intel, tidak menunjukkan warna dirinya sebagai pendukung UJI-BP. Mereka mengumpulkan data untuk dilaporkan secara berjenjang kepada koordinator masing-masing. Sedangkan jurkam, memang secara terang-terangan mengajak orang lain untuk melihat sisi positif UJI-BP.

“Jadi jurkam sebetulnya enak juga, mereka mengenakan kaos khusus. Kita jadi relawan intel, malah tak boleh kelihatan mendukung siapa,” tukas Darono, petani yang menjadi “detektif Melayu.” Walau begitu, dengan roman wajah polos dan lugu, Darono bangga dipercaya dan pilihan itu sesuai dengan isi hatinya.

Misi lain para relawan intel, memotivasi para pemilih agar menggunakan hak sebagai warga negara. Tak ada paksaan, tak ada tekanan. “Kami disuruh mendorong teman-teman agar jangan takut menggunakan hak, siapa pun kandidat yang disukai masyarakat,” tambah Darono.

Relawan intel ini menarik, Tim UJI-BP turut serta mendewasakan kesadaran politik masyarakat. Terlebih dahulu mensosialisasikan hak. Soal pilihan, tergantung pemilih bersangkutan, apakah memilih kandidat yang baik untuk masa depan atau bukan. Tentu, masyarakat bisa menilai, mana calon yang berpihak pada rakyat.

Rabu, 19 Mei 2010
0

PANGKALAN BUN - Ujang Iskandar sungguh mengharapkan kualitas hidup petani Kotawaringin Barat (Kobar) bisa terus meningkat. Maka sumbernya haruslah dari potensi yang dimiliki Kobar sendiri. Ujang berkesimpulan, kebun jagung menjadi salah satu andalan Kobar. “Inilah motivasi saya dalam membuat disertasi doktor dengan judul Politik Jagung: Transformasi Budaya pada Komunitas Petani melalui Program Pengembangan Komoditas Jagung di Kobar,” ungkap Ujang baru-baru ini. Ujang memperoleh gelar doktor dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, cum laude.

Doktor ke-1.172 di UGM dan satu-satunya kepala daerah di Kalteng bergelar doktor, Ujang yakin, jika petani serius menggarap komoditas jagung, dan Pemda serius pula membantu petani dengan menyediakan bibit-pupuk-penyuluhan-pasar, maka kesejahteraan petani Kobar akan meningkat.

“Kehidupan petani hanya bisa meningkat jika memperoleh uang lebih banyak. Maka komoditas yang ditanam haruslah yang laku di pasar. Saya optimis petani akan menyambut komoditas jagung sebagai salah satu pilihan,” katanya.

Di masa depan, kebutuhan jagung akan semakin meningkat, seiring pertumbuhan penduduk semua negara, yang dengan sendirinya membutuhkan makanan lebih banyak. Maka kebutuhan jagung sebagai bahan utama pakan unggas, akan semakin besar.

Pada saat bersamaan, Tiongkok yang selama ini produsen jagung dalam jumlah besar, mengurangi ekspor, karena Tiongkok menambah ketersediaan bahan bakar minyak (BBM) etanol di mana biji jagung sebagai bahan utama.

Ujang Iskandar menyadari, era kejayaan hasil hutan sudah berakhir. Kini masyarakat harus beralih, tak boleh lagi menggantungkan diri pada hasil hutan. Jagung sangat prospektif, sehingga Bupati Ujang meluncurkan Program Pengembangan Komoditas Jagung (PPKJ).

Kini, program jagung Ujang berkembang. Areal jagung yang hanya 400 ha (2008), sudah menjadi 1.050 ha pada tahun 2009. Tahun 2010 meningkat menjadi 1.500 ha, dengan produktivitas rata-rata 9 ton/ha. Eloknya, Pemda menyangga harga jagung sehingga petani tak akan rugi.