• twitter
  • rss
Kamis, 20 Mei 2010
0

PANGKALAN BUN - Pertumbuhan ekonomi Kobar yang melampaui pertumbuhan nasional berkat keberhasilan ekonomi kerakyatan Bupati Ujang Iskandar, hendaknya didukung semua pihak. Tahun 2008 pertumbuhan ekonomi Kobar 6,95%, merupakan bukti valid bahwa program kerakyatan berhasil mendongkrak kemampuan ekonomi rakyat.

Demikian percakapan Kabar Kobar dengan Ketua Caretaker Dewan Pengurus Daerah (DPD) Partai Golkar Kobar, Drs Muhammad Ramli Med, dan Ketua Dewan Pengurus Cabang (DPC) Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Kobar, Supriyadi. “Maka kalau masyarakat Kobar mau mencapai kemajuan pesat, Ujang perlu diberi kesempatan lagi,” kata keduanya.

Supriyadi mengatakan, dalam 10 tahun terakhir, terjadi pergeseran sumber ekonomi di Kobar. Semula masyarakat mengandalkan hasil hutan, kini beralih ke sektor pertanian. Pergeseran ini tidak bisa ditolak. Hal ini bukan hanya di Kobar, tetapi di seluruh Kalimantan. Dalam kondisi seperti ini, perlu pemimpin yang mempunyai visi masa depan.

Muhammad Ramli berpendapat, lahan luas di Kobar menjadi aset yang harus didayagunakan. Perlu variasi tanaman, sesuai dengan keinginan pasar. Petani sebagai penduduk mayoritas Kobar, harus didorong, diberi penyuluhan menerapkan teknologi pertanian modern. “Saya menilai, Bupati Ujang sudah berhasil memajukan petani,” katanya.

Penduduk Kobar yang tahun 2008 sebanyak 58.623 keluarga atau 227.383 (119.440 laki-laki dan 107.943 perempuan), mayoritas menggantungkan hidup pada pertanian. Bila kehidupan petani meningkat, berarti mayoritas penduduk sudah sejahtera. Dalam kurun waktu 2005-2010, kualitas kehidupan terbukti meningkat pesat. Didukung oleh pendidikan dan kesehatan gratis.

Hal itu pula tercermin dalam tindak kejahatan yang cenderung menurun. “Jika tindak kriminal dengan motif ekonomi sudah menurun, artinya kehidupan masyarakat sudah meningkat. Lapangan kerja pertanian semakin menjanjikan, maka tak heran jika masyarakat didorong situasi untuk bekerja halal sehingga tindak kriminal menurun,” ujar Muhammad Ramli yang menempuh pendidikan S2 di Malaysia.

Muhammad mengatakan, ekonomi kerakyatan sebetulnya menjadi keinginan Indonesia, namun sulit diwujudkan. Maka beruntunglah Kobar yang bisa cepat menggali potensi, memanfaatkan potensi lahan luas yang antara lain diisi dengan komoditas jagung. Jika di Jawa lahan pertanian kian berkurang, di Kobar kian bertambah. Asal mau bekerja keras, tak akan ada yang kelaparan.

“Tanaman jagung yang bisa dikelola dengan mudah dan tak memerlukan teknologi tinggi, menjadi contoh nyata bagi rakyat Kobar. Potensi seperti inilah yang perlu dipikirkan bersama, agar petani semakin sejahtera. Perlu pula dipikirkan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) baru bidang pertanian, agar petani semakin pintar,” kata Supriyadi.

    0 komentar:

Posting Komentar