• twitter
  • rss
Jumat, 28 Mei 2010
0

PANGKALAN BUN – Masyarakat Kobar yang sudah menentukan pilihan untuk mendukung UJI-BP, hendaknya memantapkan hati dan mengajak handai-taulan untuk memberi kesempatan kepada Ujang memajukan Kobar. Anas Urbaningrum yang baru terpilih menjadi ketua umum Partai Demokrat (PD), memberi semangat dan ucapan selamat kepada UJI-BP.

“Prestasi Ujang selama ini sudah menjadi bukti keberhasilan. Maka yang diperlukan sekarang ini, lanjutkan yang baik, lanjutkan,” kata Anas kepada Kabar Kobar. “Rapat pleno DPP Golkar, dengan tegas mendukung UJI-BP,” kata Wakil Ketua DPP Golkar Bidang Pemenangan Pemilu Wilayah Kalimantan, H Ahmadi Noor Supit. Hal senada disampaikan Wakil Sekjen DPP Golkar Bidang Pemenangan Pemilu Wilayah Kalimantan, Dodi Alex Noerdin.

Dukungan konsisten juga datang dari Ketua DPC Partai Hanura, Supriyadi. “Nama partai kami adalah hati nurani rakyat, yang dalam Pemilu Kada 2010 ini mendukung UJI-BP. Seluruh mesin partai kami mendukung Ujang. Nurani anggota kami begitu,” ujar Supriyadi. “Dukungan sudah kokoh, Insya Allah masyarakat konsisten membantu keberhasilan Kobar,” kata Rusmalena, anggota DPRD dari Demokrat.

Selain dukungan elit partai, sokongan sesungguhnya datang dari masyarakat. “Kalau transmigran dan keluarga, tentu mendukung UJI-BP. Orang Jawa itu percaya bahwa tanggal lahir Presiden Soekarno yang sama-sama 6 Juni dengan Pak Ujang, merupakan pertanda dan perintah. Kami tak berani memilih yang lain,” tandas Madikun, seorang petani di Kecamatan Arut Selatan.

Ketika berkunjung ke pedalaman, Kabar Kobar juga mencatat dukungan dari masyarakat. “Kami tahunya Cuma UJI-BP. Memang ada calon lain, tapi kalau yang lama sudah bagus, kenapa harus diganti. Mending dikasi kesempatan lagi,” kata Komarulloh di Pangkalan Lada.

Secara acak di Pangkalan Bun, Kabar Kobar bertanya kepada 10 orang. Mulai dari pejalan kaki, pengendara sepeda motor, pengendara mobil, pengemudi truk, karyawati salon, penjaga rumah makan, pedagang kelontong, seorang remaja putri yang sedang berselancar di warnet, pun seorang ibu-ibu yang sedang belanja di pasar. Dari 10 orang, 9 orang mendukung UJI-BP.

“Kenaikan upah buruh, tentu saja membuat anggota kami mendukung UJI-BP. Kami percaya, kalau UJI-BP dikasi kesempatan, upah buruh setiap tahun akan meningkat,” ujar Ketua Partai Buruh Kobar, Manaor Situmorang. “Buruh itu cenderung tak bersuara, tetapi selalu bersikap. Dalam kesejarahannya, kami selalu berani bersikap,” ujar Manaor.

“Nasib buruh sama dengan petani. Buruh ingin gaji yang lebih besar, petani ingin hasil penjualan pertanian semakin besar. Ingin anak-anak sekolah gratis, berobat gratis, ingin bersalin gratis,” kata seorang buruh perusahaan besar di Kobar. “Kami tak ikut kampanye bukan berarti tak punya pilihan. Punya dong, sampean tahu toh kami memilih siapa?” katanya dengan diplomatis.

0

PANGKALAN BUN – Amanah berbakti untuk Kobar akan saya laksanakan sepenuh hati. Tak ada yang lebih penting dalam hidup saya selain memajukan Kobar, mendorong pembangunan agar masyarakat Kobar semakin sejahtera. Masih banyak yang perlu saya lakukan, dan saya yakin mampu melaksanakannya. Maka ijinkan saya memimpin Kobar lagi. Semua ini terserah Allah dan masyarakat Kobar, niat saya siap berbakti.

Demikian janji Bupati Ujang Iskandar, ketika dalam suasana haru bertemu dengan Kabar Kobar. “Saya memang tak punya uang banyak, bahkan kewajiban perusahaan saya di sebuah bank, belum lunas. Tapi tak masalah, karena itu adalah kewajiban perusahaan. Andaikan saya mengambil uang rakyat, kredit yang Rp 2,8 miliar itu dengan mudah saya lunasi,” katanya dengan mata berkaca-kaca.

Suatu subuh di Pangkalan Bun, tanpa ajudan dan pengawal, dengan menyetir sendiri, Bupati Ujang memenuhi janji bertemu di warung kopi pinggir jalan. Dari rumah ia membawa satu kantong plastik berisi pisang goreng dan singkong hangat. “Ini oleh-oleh dari orang rumah,” kata Ujang sembari tersenyum. Gayanya sungguh merakyat. “Sini ngobrol rame-rame,” katanya kepada tiga pria sekitar yang tadinya segan untuk mendekat.

“Pendidikan gratis, berobat gratis, jagung untuk memanfaatkan lahan kosong, Bank Perkreditan Rakyat, Piala Adipura Insya Allah menjadi 4 kali, juara dua di Kalteng untuk kesehatan, pertumbuhan ekonomi lebih besar dari pertumbuhan nasional, bersalin gratis, dan banyak lagi, memang sudah cukup membantu masyarakat. Namun masih banyak yang bisa saya lakukan untuk memajukan Kobar. Maka saya memohon kepercayaan masyarakat Kobar agar diberi kepercayaan melanjutkan kepemimpinan,” tutur Ujang.

Dalam lima tahun berakhir, Ujang mengaku menumpahkan semua perhatian untuk masyarakat. Waktu untuk dirinya sendiri hampir tidak ada, karena melaksanakan tugas ia lakoni sebagai amanat. Ujang mengaku beruntung didukung keluarga, terutama istrinya, Yustina. Untuk mengurus usaha pribadi tidak ada waktu, sehingga kredit di bank belum dilunasi. Namun bagi Ujang, kredit itu tak masalah, karena kredit/utang lancar dan fundamendal perusahaan sangat baik.

Mengenakan celana jeans, kaos dengan jaket tipis, sepatu sendal berwarna hitam, Ujang tampak sederhana. Takala bertutur, sesekali ia meluruskan kaca matanya. Tutur kata yang santun, sembari tersenyum, Ujang menjawab semua pertanyaan. Tak ada kesan sebagai pejabat, ia tampil seperti masyarakat kebanyakan. “Asli saya sebetulnya seperti ini. Boleh tanya teman-teman seusia saya, sesekali ngopi di pinggir jalan,” ungkapnya.

Dulunya, Ujang mengaku tidak terlalu tertarik pada politik. Ia lebih tertarik menciptakan lapangan kerja untuk orang banyak. Di kemudian hari, Ujang merasa terpanggil untuk berbakti, sehingga 5 tahun silam mencalonkan diri menjadi Bupati. Ujang bukan ingin jabatan, tetapi dengan posisi itu ia merasa bisa merealisasikan program yang dia yakini baik. Setelah menjadi Bupati, niat itu dia laksanakan, sehingga hasilnya seperti sekarang.

Ujang mengakui, tak semua programnya memuaskan seluruh lapisan masyarakat. Tetapi hal ini harus dipahami sebagai dinamika dan tak semua hal bisa dicapai sekaligus. “Bersalin gratis tak populer bagi yang sudah mempunyai 3 anak. Semacam itulah, sehingga saya masih memerlukan kesempatan untuk agar kebijakan-kebijakan Pemda dinikmati lebih banyak lapisan masyarakat,” kata Ujang dengan roman wajah berjanji.

Sudah terbukti berhasil, masyarakat pasti mendukung, Pak Ujang.

0

PANGKALAN BUN – Kalau anak-anak Anda mulai dari SD hingga SLA sudah bisa menikmati pendidikan gratis sehingga biaya menjadi sangat minim, coba dukulah berobat gratis. Barangkali Anda menyangka, program Bupati Ujang ini hanya isapan jempol. Kalau sudah mencoba ternyata memang gratis, bisa membuktikan sendiri.

Program pelayanan kesehatan (Yankes) gratis, bukan hanya di RSUD Sultan Imanuddin (Pangkalan Bun), tetapi juga di semua pos-pos pelayanan kesehatan yang ada di seluruh Kobar. Hingga sekarang ini sudah 165 pos. Jumlah yang tidak sedikit, berarti rata-rata sedikitnya 2 pos pelayanan per desa.

Jumlah 165 ini terdiri dari Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) sebanyak 15 unit, atau rata-rata 3 Puskesmas per kecamatan. Kemudian ada di setiap desa masih ada Puskesmas Pembantu (Pustu), total sebanyak 76 unit. Tak cukup di situ, masih ada lagi 15 unit Pos Kesehatan Pedesaan (Puskedes) dan Puskesmas Keliling (Pusling) 23 unit.

“Kami baru bisa mendapat pelayanan kesehatan gratis setelah Pak Ujang jadi Bupati. Pendidikan gratis sampai SMU, juga baru setelah jaman Pak Ujang,” ungkap seorang ibu tangga, Intan (38). “Persalinan juga gratis Pak. Sampai tiga anak tak usah bayar apa-apa,” tambah Sarikem (35), yang sudah pernah merasakan persalinan gratis.

Bupati Ujang mengatakan, masyarakat Kobar harus mendapat pelayanan kesehatan dasar secara gratis, yaitu imunisasi dan persalinan. “Imunisasi sangat penting bagi masa depan masyarakat. Kalau anak-anak kita sudah sehat, maka masa depan kita pun akan sehat,” kata Ujang.

“Keluarga saya sangat tertolong dengan persalinan gratis. Waktu saya melahirkan anak kedua, suami saya pas lagi tak punya uang. Kami tak punya tanah lagi, karena sudah diambil. Tapi melalui Bapak-bapak itu, kami bisa gratis persalinan,” ungkap Rukiyem (29), dari keluarga eks transmigran.

Untuk meningkatkan pelayanan, ada dua hal yang penting dilaksanakan sekaligus. Memperbaiki pelayanan itu sendiri, kemudian menggenjot pendapatan asli daerah (PAD) agar bisa membiayai pelayanan yang lebih baik.

Sekarang ini, Pemda Kobar juga sedang berusaha untuk meningkatkan RSUD Sultan Imanuddin, supaya menjadi RSUD Tipe B. Maka perlu penambahan gedung kamar rawat inap dan fasilitas yang lebih baik.

Setelah program diluncurkan, masyarakat yang sudah menikmati pelayanan kesehatan gratis melalui program Jaminan Kesehatan Penduduk (Jamkesdasduk), sudah mencapai 98.576 orang kunjungan rawat jalan (di 165 pos kesehatan). Rawat inap dan persalinan, sebanyak 1.233. Di seluruh Kobar, yang memanfaatkan layanan kesehatan, 4.020 hari/orang.

Menurut Bupati Ujang, Jamkesdasduk berlaku bagi seluruh lapisan masyarakat di Kobar, tanpa membeda-bedakan tingkat sosial, latar belakang. Siapa pun bisa mendapatkan kesempatan, asalkan mempunyai kartu tanda penduduk (KTP) Kobar. Ujang memang sesuai janji.

0

PANGKALAN BUN – Masyarakat Kobar hendaknya jangan takut menentukan pilihan, sebab pesta demokrasi yang artinya pesta kebebasan menentukan pilihan, terlalu sayang jika masih dihinggapi rasa takut. Kalau ada yang berusaha menakut-nakuti atau yang menciptakan suasana sehingga warga menjadi gentar, lebih baik lapor polisi.

“Jaman sekarang ini, siapa pun yang melanggar hak warga, pasti diproses secara hukum. Kita sudah menyaksikan berbagai peristiwa belakangan ini, banyak penegak hukum yang malah menjadi tersangka,” kata Thomas Sunaryo, dosen senior Kriminologi FISIP Universitas Indonesia (UI), kepada Kabar Kobar.

Menurut Thomas, propanda negatif, menciptakan suasana takut, menekan atau penekanan, pemaksaan pada pilihan tertentu, adalah tindakan melanggar hukum. Maka masyarakat harus berani menggunakan haknya. Dan manakala haknya dilanggar, masyarakat harus berani pula bersuara atau mengadu.

Thomas bisa memahami, masyarakat bawah rentan pada rasa takut. Namun, rasa takut massal, akan selalu bermuara menjadi perlawanan dan menolak untuk menjadi takut. Beberapa saat setelah ditakut-takuti, rasa takut kemudian dikelola, lalu menjelma menjadi keberanian. Dalam kondisi seperti inilah masyarakat yang haknya dirampas, melawan petugas pun menjadi berani.

Pengalaman Thomas dalam mengamati perilaku masyarakat dalam Pemilu Kada, masyarakat yang ditakut-takuti memberi perlawanan dengan caranya sendiri. “Semakin ditakut-takuti, masyarakat semakin yakin dengan pilihannya sendiri. Umumnya, orang tak mau ribut, tapi hatinya tetap tak goyah,” ujar Thomas.

“Orang yang ditakut-takuti, cenderung merasa dirinya menjadi sangat terhina. Memang tidak mau melayani untuk berdebat dan sejenisnya, kebanyakan orang lebih baik menghindari perdebatan yang tidak perlu. Namun justru kondisi itulah yang membuat mereka semakin yakin atas pilihan hatinya,” papar Thomas.

Thomas, yang banyak meneliti tindak pidana yang dilakukan perseorangan maupun dilakukan secara beramai-ramai, sudah banyak menemukan fakta rasa takut yang menjelma menjadi keberanian. Perlawanan nenek-moyang kita terhadap penjajah Hindia Belanda, merupakan contoh nyata bahwa rasa takut selalu berubah menjadi keberanian.

Informasi yang diperoleh Kabar Kobar dari Komisi Pemilihan Umum Daerah (KUPD) Kobar, persiapan Pemilu Kada sudah rampung. Jadual tiba logistik di ke-524 Tempat Pemungutan Suara (TPS) sudah final, sehingga tidak ada hambatan. Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) mengatakan, tidak ada keluhan dan pengaduan berarti dari kedua kandidat.

Dalam pada itu, pengamatan Kabar Kobar di berbagai kecamatan di Kobar, kampanya kedua kandidat berjalan tenang dan lancar. Pendukung kedua kandidat tidak bermusuhan, cenderung bersahabat dan damai. “Kita kan memang saling kenal. Kalau berbeda pilihan, wajar, namanya juga demokrasi,” kata Samsudin, warga Arut Utara.