• twitter
  • rss
Kamis, 20 Mei 2010
0

PANGKALAN BUN - Ulang tahun selalu menarik, meski tak selalu mengharap hadiah berupa kado/benda. Remaja belasan tahun tentu bersuka tatkala sebuah kembang tiba-tiba bertengger di mejanya, apalagi kalau pengirimnya adalah orang yang diharapkan. Apalagi anak-anak, malah ingin sering-sering ulang tahun supaya dapat banyak kado.

Bagi Ujang Iskandar, kado ulang tahun mendatang ini adalah sebuah beban, amanah, kepercayaan masyarakat Kobar agar melanjutkan jabatan kedua sebagai Bupati 2010-2015. “Kalau rakyat yang memberi kepercayaan, amanah yang harus dilakoni serius,” ujar Ujang kepada Kabar Kobar.

Ujang dilahirkan di 6 Juni 1961. Maka 6 Juni tahun ini, persis sehari setelah pencoblosan di Kobar, ia akan merayakan ulang tahun ke-49, dan akan mendapatkan kado khusus berupa hasil perhitungan suara dalam Pemilu Kada. Tanggal 6 Juni 2005, ketika menjadi calon Bupati 2005-2010, ia menyampaikan visi misi sebagai calon bupati, bertepatan dengan ultah 44. Kado waktu itu adalah kepercayaan publik untuk memimpin Kobar.

Apakah tahun 2010 ini Ujang juga akan medapat kado khusus untuk kembali melayani masyarakat? Tentu, hanya Allah yang tahu. Tetapi selain hasil Pilkada, besar kemungkinan, masyarakat Kobar juga akan memperoleh hadiah khusus, yaitu Piala Adipura yang keempat kalinya.

“Saya menantikan dua kado ulang tahun dari masyarakat. Pertama, insya Allah, Kobar kembali meraih Piala Adipura yang keempat kalinya. Kedua, ketika masyarakat Kobar memberikan kepercayaan kembali kepada saya untuk melanjutkan kepemimpinan agar Kobar lebih jaya,” kata Ujang Iskandar sebagaimana ditulis Radar Sampit. Warta di balik berita mengatakan, Pangkalan Bun adalah satu satu dari tiga kota yang tidak perlu lagi diverifikasi oleh tim penilai.

Selain kebersihan dan keindahan kota, faktor pendukung “kesehatan rohani” masyarakat adalah pendidikan dan kesehatan gratis. Awalnya adalah “kesehatan rohani” yang menjelma menjadi kesehatan lingkungan melalui kebersihan dan keindahan. “Jadi masyarakat yang memenangkan Adipura, bukan pejabat dan bukan Pemda,” kata Bupati Ujang.

Memotivasi masyarakat untuk memajukan dirinya di mana Pemda menjadi pembuka jalan, menjadi salah satu ciri khas kepemimpinan Ujang. “Pemda hanya mendorong kesadaran bahwa bersih itu sehat. Hanya itu senjata kami memperoleh tiga kali Adipura, dan mudah-mudahan segera menjadi empat kali,” tukasnya.

“Demikian pula dengan program penanaman jagung hibrida, dengan pemahaman bahwa kebutuhan jagung akan meningkat pesat seiring dengan konversi energi etanol, kami mendorong petani untuk menambah variasi tanaman. Pemda membuka pasar dan menyangga harga agar petani jangan sampai rugi,” kata Ujang.

Pembangunan dan perbaikan infrastruktur, sarana fasilitas publik, menjadi kunci tersendiri agar masyarakat terlibat dalam pembangunan. Dengan demikian pemerintah sosok yang melayani dan mengayomi.

    0 komentar:

Posting Komentar