• twitter
  • rss
Kamis, 20 Mei 2010
0

PANGKALAN BUN - Tim Pemenangan UJI-BP menerjunkan sedikitnya 5.000 intel di seluruh Kotawaringin Barat (Kobar), untuk menjadi saksi dan pencari bukti jika ditemukan politik uang (money politic). Keterangan resmi dari tim, para intel yang direkrut dan dibekali pengetahuan serta taktik secara khusus, bekerja secara sistematis dan terpadu.

“Kami sudah dilatih bagaimana mengumpulkan bukti dan bagaimana menjadi saksi atas bukti yang diperoleh,” ujar Saefudin, relawan intel untuk sebuah desa di Kumai. “Kami ingin agar Pilkada diikuti masyarakat tanpa rasa takut, makanya saya mau menjadi relawan,” ungkap seorang petani eks transmigran.

Sang petani eks transmigran, merasa senang menjadi relawan intel, sebab dari pembekalan memperoleh pengetahuan sekitar hak-hak warga negara dalam memilih. “Hak kita mau memilih kontestan mana, kita sebagai pemilih tidak boleh diteken atau diintimidasi siapa pun,” katanya dengan lugu, dengan nada khas rakyat bawah yang senantiasa mengharapkan perubahan melalui Pemilu Kada.

Para relawan intel direkrut dari semua partai yang mengusung pencalonan UJI-BP. Sedapat mungkin, setiap kader partai pendukung di semua desa, disertakan sebagai relawan intel. Jadi di setiap desa, rata-rata ada 75 orang “intel Melayu” alias detektif swasta. Kepada para relawan, dibekali kecerdikan menemukan alat bukti yang secara hukum sudah memadai.

Tim pemenangan mengatakan, para relawan intel berbeda dengan juru kampanye (jurkam) yang juga sudah dilatih secara khusus, dilanjutkan dengan pelatihan untuk saksi. Jurkam dan saksi, dilatih Ketua Caretaker Dewan Pengurus Daerah (DPD) Partai Golkar Kobar, Drs Muhammad Ramli Med. Sedangkan relawan intel sudah lama dilatih, sehingga bukan dadakan.

Rekrutmen jurkam dan relawan intel memang sengaja dibedakan, sebab keduanya bekerja dengan cara berbeda. Relawan intel, tidak menunjukkan warna dirinya sebagai pendukung UJI-BP. Mereka mengumpulkan data untuk dilaporkan secara berjenjang kepada koordinator masing-masing. Sedangkan jurkam, memang secara terang-terangan mengajak orang lain untuk melihat sisi positif UJI-BP.

“Jadi jurkam sebetulnya enak juga, mereka mengenakan kaos khusus. Kita jadi relawan intel, malah tak boleh kelihatan mendukung siapa,” tukas Darono, petani yang menjadi “detektif Melayu.” Walau begitu, dengan roman wajah polos dan lugu, Darono bangga dipercaya dan pilihan itu sesuai dengan isi hatinya.

Misi lain para relawan intel, memotivasi para pemilih agar menggunakan hak sebagai warga negara. Tak ada paksaan, tak ada tekanan. “Kami disuruh mendorong teman-teman agar jangan takut menggunakan hak, siapa pun kandidat yang disukai masyarakat,” tambah Darono.

Relawan intel ini menarik, Tim UJI-BP turut serta mendewasakan kesadaran politik masyarakat. Terlebih dahulu mensosialisasikan hak. Soal pilihan, tergantung pemilih bersangkutan, apakah memilih kandidat yang baik untuk masa depan atau bukan. Tentu, masyarakat bisa menilai, mana calon yang berpihak pada rakyat.

    0 komentar:

Posting Komentar